Letak geografis Jawa
Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia, DKI
Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi
pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI
Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Disamping itu, keragaman daya
tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif
pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan.
Pariwisata merupakan salah satu
sektor pembangunan yang dapat memanfaatkan potensi sektor lain, terutama sektor
vang "ramah lingkungari", di Jawa Barat. Sektor "ramah
lingkungan" penyumbang cukup besar pada Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi Jawa Barat adalah sektor pertanian. Misalnya pada tahun 2004,
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat mencapai 36,2
milyar rupiah atau sekitar 12,8%. Dilihat dari penggunaan lahan di Jawa Barat,
penggunaan lahan untuk pertanian mencapai lebih dari 60%. Kondisi ini semakin
memperkuat posisi sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang diunggulkan
oleh ]awa Barat.
Potensi pertanian, termasuk
didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat
dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro di Jawa Barat sangat besar. Saat
ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah wisata agro, seperti
perkebunan teh Gunung Mas, Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Buah Mekarsari,
Taman Bunga Nusantara, Kawasan Gunung Salak Endah, dan beberapa perkebunan teh
lainnya di Cianjur,Subang, Bandung Selatan, Kawasan Jaring Terapung Jangari,
dan Balai Inseminasi Buatan di Lembang. Berdasarkan potensi yang
dimilikinya, wisata agro dapat menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat pada
masa yang akan datang.
Kegiatan agro - pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakanmerupakan bagian tidak terlepaskan dari
sejarah perkembangan budaya di Jawa Barat. Selain dikembangkan dengan cara
tradisional, pengembangan budi daya agro di Jawa Barat juga mengadopsi
teknologi masa kini untuk menghasilkan produk agro unggulan. Oleh karena itu,
wisata agro menjadi suatu wahana untuk memperkenalkan Jawa Barat sebagai
provinsi pertanian.
Kawasan wisata yang meliputi
wilayah Kabupaten Purwakarta dan Subang, kondisi dan keanekaragaman alamnya
yang mendukung, termasuk komoditas pertanian, memberikan potensi besar bagi
kawasan ini untuk menjadikan tema wisata agro sebagai unggulannya. Kawasan
wisata agro Purwakarta-Subang memiliki daya tarik wisata alam berupa perkebunan
teh, perkebunan nanas, sayuran dan buah-buahan, maupun komoditas pertanian
lainnva. Kondisi geografis dan geomorfologisnya sebagai kawasan pegunungan
memberikan potensi bagi pengembangan komoditas pertanian dataran tinggi untuk
juga menjadi daya tarik wisata. Sedikitnya terdapat dua perkebunan teh,
diantaranya adalah perkebunan teh Tambaksari.
Kesuburan tanah di kawasan ini
tidak dapat dilepaskan dari karakter alam yang berada di daerah gunung berapi.
Sebagai bagian dari Gunung (kuno) Sunda, tanah di kawasan ini banyak mengandung
unsur vulkanik. Proses alam vulkanik juga telah menjadi daya tarik wisata yang
sangat pantas menjadi komponen tema pendukung wisata alam pegunungan (api),
seperti air panas Ciater dan Gracia Spa, Air Terjun Cijalu dan
Air Panas Ciracas. Sejarah pengembangan kawasan ini, seperti Museum Daerah
Subang dan Rumah Sejarah Kalijati, juga menjadi suatu daya tarik pendukung yang
relevan dengan tema utama wisata agro.
Pengembangan pasar wisatawan
kawasan ini diarahkan pada wisatawan lokal dan regional sekitar kawasan,
termasuk wisatawan yang transit atau melalui kawasan ini, khususnya dari DKI
Jakarta dan Bandung. Wisnus dan wisman di kawasan wisata unggulan lainnya,
terutama yang telah berkembang juga dapat dijadikan sasaran pasar berikutnya
melalui pengembangan program pemasaran dan promosi terpadu antar wilayah
Provinsi Jawa Barat. Wisatawan rekreasi yang menjadi sasaran utama saat ini
dikembangkan untuk juga menjaring wisatawan minat khusus, misalnya untuk
kegiatan agro, kesehatan/spa, dan wisatawanDalam rangka pengembangan wisata
agro tersebut diatas di beberapa daerahpun telah dan sedang terus dikembangkan.
Misalnya saja di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor telah mengembangkan daerah
baru di Kawasan Gunung Salak Endah di sebelah barat Bogor sebagai salah satu
unggulan daerah sekaligus untuk memeratakan pembangunan ke wilayah-wilayah
lainnya. Wisata alam agro yang bernuansa rekreatif, seperti Taman Buah
Mekarsari, merupakan jenis wisata yang menjadi unggulan daerah ini. Daya tarik
wisata lainnya yang juga menjadi unggulan Kabupaten Bogor adalah Pemandian Air
Panas Ciseeng, Penangkaran Rusa, Situs Ciaruteun, Desa Wisata Cimande, Sirkuit
Sentul, clan Taman Rekreasi Lido.
Daya tarik alam pegunungan
merupakan andalan Kabupaten Cianjur, selain juga potensi perkebunan
holtikultura yang dikembangkan sebagai wisata agro. Walaupun jenis wisata yang
berkembang di kabupaten ini hampir sama dengan yang berkembang di Kabupaten
Bogor, yaitu wisata agro. Tetapi daya tarik wisata agro yang dimiliki Kabupaten
Cianjur lebih bernuansa ekowisata. Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, Kebun Raya Cibodas, dan sebagian Kawasan Puncak
merupakan daya tarik wisata unggulan di kabupaten ini. Taman Bunga Nusantara
yang bernuansa rekreatif juga memiliki keunggulan Kabupaten Cianjur begitu pula
dengan Taman Rekreasi Taman Bunga.
Selain wisata agro, Kabupaten Cianjur juga terkenal dengan
Kesenian Cianjuran yang menjadi daya tarik seni khas yang potensial untuk
dikembangkan. Wisata budaya lainnya yang juga diunggulkan kabupaten ini adalah
Istana Kepresidenan Cipanas, situs Gunung Padang, situs Megalith, Makam Dalem
Cikundul, dan Kontes Ayam Pelung.
Pariwisata Kota Sukabumi
menawarkan daya tarik alam rekreasi, agro, maupun budaya dan sejarah. Daya
tarik alam terkait dengan lokasinya di kaki gunung dengan kegiatan pertanian
yang banyak terdapat di sekeliling daerah ini. Sementara itu, bangunan
peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kota Sukabumi merupakan peninggalan
Belanda yang didirikan pada tahun 1815. Rumah tahanan Hatta-Sjahrir merupakan
bangunan sejarah
Prioritas pengembangan kawasan
pariwisata dalam Kabupatenn Bandung antara lain kawasan budaya Kampung
Cikondang, serta kawasan wisata agro Ciwidey yang memanfaatkan potensi
pertanian, pemandangan alam, kegiatan penduduk setempat dan budaya pertanian
masyarakat.
Sektor pariwisata saat ini
merupakan andalan perekonomian Kabupaten Garut, selain pertanian yang berfokus
pada agroindustri dan agrobisnis. Objek wisata alam unggulan Kabupaten Garut
beragam, terdiri dari alam pegunungan, seperti Kawasan Cipanas, Gunung Guntur,
Kawah Papandayan, Kawah Darajat dan Kawah Talaga Bodas; dan alam pantai,
seperti Pantai Pameungpeuk, Pantai Santolo, Pantai Gunung Geder, Pantai Cijeruk
Indah, Pantai Manalusu, Pantai Cijayana dan Pantai Rancabuaya. Wisata agro dan
arung jeram Cikidang merupakan daya tarik wisata minat khusus.
Kondisi alam Kabupaten Majalengka
yang didominasi pegunungan dan perbukitan, serta kondisi tanah yang subur
merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata, terutama yang terkait dengan
alam dan kegiatan pertanian. Pemerintah Kabupaten Majalengka saat ini sedang
mengembangkan wisata agro sebagai daya tarik wisata utama. Daya tarik wisata
alam yang menjadi unggulan daerah adalah wisata agro Lemah Sugih; Curug Muara
Jaya yang terletak di Desa Argamukti; Hutan Prabu Siliwangi yang selain
menawarkan pemandangan alam, yang sekaligus memiliki daya tarik sejarah; Situ
Sangiang yang selain memiliki danau alami juga terdapat makam keramat yang
banyak dikunjungi orang untuk berziarah.
Kota Tasikmalaya, yang berpredikat
kota dagang ini terkenal dengan industri kerajinan rakyat berupa bordir, tikar,
anyaman, payung dan kelom geulis. Sektor pariwisata saat ini belum menjadi
unggulan, namun perkembangannya terus berjalan seiring dengan industri
kerajinan yang teiah maju. Objek dan dava tarik wisata unggulan Kota
Tasikmalaya antara lain sentra industri bordir, wisata agro di Kawasan Urug,
wisata alam di Situ Gede dan Situ Lingga Yoni.
Kabupaten Ciamis yang terkenal
dengan Pantai Pangandarannya terletak di ujung timur Jawa Barat. Sektor
pariwisata merupakan andalan kabupaten ini yang menawarkan pemandangan alam dan
kegiatan rekreasi, seperti pantai Pangandaran, pantai Krapyak, pantai Lembah
Putri, pantai Batu Hiu dan Green Canyon (Cukang Taneuh). Kegiatan pariwisata
di Kabupaten Ciamis mampu menggerakan lapangan usaha lainnya seperti pertanian,
perikanan, industri dan perdagangan. Walaupun didominasi oleh pantai, Kabupaten
Cimais memiliki potensi budaya yang menjadi unggulan daerah, seperti Kampung
Kuta, Situ Lengkong, Karang Kamulyan, Situs Gunung Susuru, Astana Gede Kawali,
dan Ronggeng Gunung. Wisata agro Lembah Putri, juga menjadi unggulan kabupaten
ini.
kehidupan sosial:
Silih Asah
Silih Asih
Silih Asuh
Kata-kata puitis diatas bukan
sembarangan puisi, melainkan sebagai filsafat hidup yang dianut mayoritas
penduduk Jawa Barat. Filosofi ini mengajarkan manusia untuk saling mengasuh
dengan landasan saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Sejatinya, inilah suatu konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran
dan keluhuran akal budi, yang akar filsafatnya menusuk jauh ke dalam bumi dalam
pengertian hafiah. Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di Nusantara,
peradaban masyarakat Jawa Barat yang berpenduduk asli dan berbahasa Sunda sangat
dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami. Itulah sebabnya, dalam interaksi
sosial, masyarakat di sana menganut falsafah seperti di kutip di atas.
Selain akrab dengan alam
lingkungan dan sesama manusia, manusia Sunda juga dekat dengan Tuhan yang
menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta tempat mereka berkehidupan
(Triangle of life). Keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan tampak
dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya di pedesaan, memelihara
kelestarian lingkungan. Di provinsi ini banyak muncul anggota masyarakat yang
atas inisiatif sendiri memelihara lingkungan alam mereka.
Keakraban masyarakat Jawa Barat
dengan Tuhan, menyebabkan masyarakat di sana relatif dikenal sebagai masyarakat
yang agamis, relijius, yang memegang teguh nilai-nilai ajaran agama yang mereka
anut yakni agama Islam sebagai agama dengan penganut terbesar, kemudian Kristen
(Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan lainnya. Kendati demikian, dalam
proses kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa Barat relatif terbuka saat
berinteraksi dengan nilai-nilai baru yang cenderung sekuler dalam suatu proses
interaksi dinamis dan harmonis. Peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan
umat beragama tergambarkan dengan meningkatnya sarana peribadatan. Jumlah
Mesjid meningkat dari 43.005 buah pada tahun 2004 menjadi 50.339 buah pada
tahun 2005, Gereja Kristen dari 1.536 buah menjadi 1.629 buah, Gereja
Katolik/Kapel dari 50 buah menjadi 110 buah, Pura/Kuil/Sanggah dari 24 buah
menjadi 25 buah dan Vihara/Cetya/Klenteng dari 171 menjadi 181 buah.
Budaya Jawa Barat didominasi
Sunda. Adat tradisionalnya yang penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin
kebudayaan di sana. Perda Kebudayaan Jawa Barat bahkan mencantumkan
pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan dan
sejarahnya, nilai-nilai tradisional dan juga museum sebagai bagian
dari pengelolaan kebudayaan. Pariwisata berbasis kebudayaan yang menampilkan
seni budaya Jawa Barat, siap ditampilkan dan bernilai ekonomi.
Untuk melestarikan budaya Jawa
Barat, pemerintah daerah menetapkan 12 desa budaya, yakni desa khas yang di
tata untuk kepentingan melestarikan budaya dalam bentuk adat atau rumah adat.
Desa budaya tersebut adalah sebagai beikut:
Kampung Cikondang, Desa Lamajang,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung;
Kampung Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten
Bandung;
Kampung Kuta, Desa Karangpaninggal, Kecamatan Tambaksari,
Kabupaten Ciamis;
Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan
Cisolok, Kabupaten Sukabumi;
Kampung Dukuh, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut;
Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut;
Kampung Adat Ciburuy, Desa Palamayan, Kecamatan Bayongbong,
Kabupaten Garut;
0 komentar:
Posting Komentar